HYPOSPADIA
Dr. EDDY SUNARNO, SpU
Spesialis Urologi
HIPOSPADIA adalah salah satu kelainan bawaan (kongenital) pada kelamin luar anak laki-laki. Kelainan ini sering ditemukan dan untuk mendiagnosanya pun terhitung mudah. Biasanya didapatkan secara kebetulan saat orang tua memandikan anaknya, atau melihat anak laki2 kencing seperti perempuan.
Ada sebagian tempat di Indonesia yang mengatakan penderita hipospadia sebagai anak laki2 yang disunat mahkluk halus. Hipospadia sendiri berasal dari dua kata yaitu “hypo” yang berarti “di bawah” dan “spadon“ yang berarti keratan yang panjang.
Penyebabnya sangat multifaktor dan sampai sekarang belum diketahui penyebab pasti dari hipospadia.
Namun, ada beberapa faktor yang oleh para ahli dianggap paling berpengaruh antara lain :
1. Gangguan dan ketidakseimbangan hormone. Hormone yang dimaksud
adalah hormone androgen yang mengatur organ kelamin pria.
2. Genetika
Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena mutasi pada gen
yang mengode sintesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut tidak terjadi.
3. Lingkungan,
Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi gen.
Ditandai dengan 3 macam kelainan yang disebut dengan trias hypospadia yaitu
1. Muara saluran kencing ada di bagian bawah penis, terletak lebih pangkal dari yang
normal, bisa di batang penis, pangkal penis atau di buah zakar bahkan ada yang di antara buah
zakar dan dubur.
2. preputium (kulit luar penis bagian atas lebih panjang dari bagian bawah)
3. adanya chorde (jaringan parut di batang penis sehingga bila ereksi akan terlihat bengkok)
Ada beberapa tipe hipospadia menurut letak muara uretra, antara lain :
1. Anterior (ujung penis) yang terdiri dari tipe glandular dan coronal
2. Middle (penis bagian tengah) yang terdiri dari distal penile, proksimal penile, dan
penoscrotal
3. dan 4. Posterior (penis bagian belakang) yang terdiri dari tipe scrotal dan perineal.
Hipospadia sering disertai kelainan penyerta yang biasanya terjadi bersamaan pada penderita hipospadia. Kelainan yang sering menyertai hipospadia adalah :
1. Undescensus testikulorum (tidak turunnya testis ke buah zakar)
2. Hidrokel (adanya cairan di buah zakar)
3. Mikophalus / mikropenis (penis kecil)
4. Interseksualitas (bentuk kelamin seperti perempuan)
PENANGANAN
Operasi dilakukan dengan tahapan :
Chordectomy, yaitu membentuk penis menjadi lurus saat ereksi dengan cara menghilangkan jaringan chorde sebebas mungkin
Uretroplasty, yaitu membuat uretra sehingga muara uretra eksterna terletak di glan penis (ujung penis)
Untuk saat ini penanganan hipospadia adalah dengan cara operasi. Operasi ini bertujuan untuk merekonstruksi penis agar lurus dengan muara uretra pada tempat yang normal atau diusahakan untuk senormal mungkin.
Operasi sebaiknya dilaksanakan pada saat usia anak yaitu enam bulan sampai usia prasekolah. Hal ini dimaksudkan bahwa pada usia ini anak diharapkan belum sadar bahwa ia begitu “spesial”, dan berbeda dengan teman-temannya yang lain yaitu dimana anak yang lain biasanya kencing dengan berdiri sedangkan ia sendiri harus kencing dengan jongkok agar urin tidak jatuh ke mana-mana. Anak yang menderita hipospadia hendaknya jangan dulu dikhitan, hal ini berkaitan dengan tindakan operasi rekonstruksi.
Komplikasi yang mungkin timbul paska operasi :
1. Fistel uretrokutan,
2. Meatal stenosis
3. Infeksi
4. Divertikel uretra
5. Recurrent penile curvatura
6. Striktur uretra
Contoh gambar HIPOSPADIA
Dr. EDDY SUNARNO, SpU
Spesialis Urologi
HIPOSPADIA adalah salah satu kelainan bawaan (kongenital) pada kelamin luar anak laki-laki. Kelainan ini sering ditemukan dan untuk mendiagnosanya pun terhitung mudah. Biasanya didapatkan secara kebetulan saat orang tua memandikan anaknya, atau melihat anak laki2 kencing seperti perempuan.
Ada sebagian tempat di Indonesia yang mengatakan penderita hipospadia sebagai anak laki2 yang disunat mahkluk halus. Hipospadia sendiri berasal dari dua kata yaitu “hypo” yang berarti “di bawah” dan “spadon“ yang berarti keratan yang panjang.
Penyebabnya sangat multifaktor dan sampai sekarang belum diketahui penyebab pasti dari hipospadia.
Namun, ada beberapa faktor yang oleh para ahli dianggap paling berpengaruh antara lain :
1. Gangguan dan ketidakseimbangan hormone. Hormone yang dimaksud
adalah hormone androgen yang mengatur organ kelamin pria.
2. Genetika
Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena mutasi pada gen
yang mengode sintesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut tidak terjadi.
3. Lingkungan,
Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi gen.
Ditandai dengan 3 macam kelainan yang disebut dengan trias hypospadia yaitu
1. Muara saluran kencing ada di bagian bawah penis, terletak lebih pangkal dari yang
normal, bisa di batang penis, pangkal penis atau di buah zakar bahkan ada yang di antara buah
zakar dan dubur.
2. preputium (kulit luar penis bagian atas lebih panjang dari bagian bawah)
3. adanya chorde (jaringan parut di batang penis sehingga bila ereksi akan terlihat bengkok)
Ada beberapa tipe hipospadia menurut letak muara uretra, antara lain :
1. Anterior (ujung penis) yang terdiri dari tipe glandular dan coronal
2. Middle (penis bagian tengah) yang terdiri dari distal penile, proksimal penile, dan
penoscrotal
3. dan 4. Posterior (penis bagian belakang) yang terdiri dari tipe scrotal dan perineal.
Hipospadia sering disertai kelainan penyerta yang biasanya terjadi bersamaan pada penderita hipospadia. Kelainan yang sering menyertai hipospadia adalah :
1. Undescensus testikulorum (tidak turunnya testis ke buah zakar)
2. Hidrokel (adanya cairan di buah zakar)
3. Mikophalus / mikropenis (penis kecil)
4. Interseksualitas (bentuk kelamin seperti perempuan)
PENANGANAN
Operasi dilakukan dengan tahapan :
Chordectomy, yaitu membentuk penis menjadi lurus saat ereksi dengan cara menghilangkan jaringan chorde sebebas mungkin
Uretroplasty, yaitu membuat uretra sehingga muara uretra eksterna terletak di glan penis (ujung penis)
Untuk saat ini penanganan hipospadia adalah dengan cara operasi. Operasi ini bertujuan untuk merekonstruksi penis agar lurus dengan muara uretra pada tempat yang normal atau diusahakan untuk senormal mungkin.
Operasi sebaiknya dilaksanakan pada saat usia anak yaitu enam bulan sampai usia prasekolah. Hal ini dimaksudkan bahwa pada usia ini anak diharapkan belum sadar bahwa ia begitu “spesial”, dan berbeda dengan teman-temannya yang lain yaitu dimana anak yang lain biasanya kencing dengan berdiri sedangkan ia sendiri harus kencing dengan jongkok agar urin tidak jatuh ke mana-mana. Anak yang menderita hipospadia hendaknya jangan dulu dikhitan, hal ini berkaitan dengan tindakan operasi rekonstruksi.
Komplikasi yang mungkin timbul paska operasi :
1. Fistel uretrokutan,
2. Meatal stenosis
3. Infeksi
4. Divertikel uretra
5. Recurrent penile curvatura
6. Striktur uretra
Contoh gambar HIPOSPADIA
1 comments:
selamat siang dok,
perkenalkan sy gun dari purwokerto,jateng,
saya saat ini sedang bingung mencari dokter spesialis yg bisa dibilang mumpuni dalam masalah hipospadia anak saya umur msh 7bln,
sy bner2 kaget apa memang hipospadia bisa sampai 7x operasi dok?
Kebetulan saya tinggal di purwokerto,mungkin ada refrensi dokter yg banyak menangani kasus hipospadia di purwokerto? kemaren anak saya konsultasikan dg dokter Tri Budiyanto,SpU di RS Dadi keluarga Purwokerto
terima kasih
gun hariadi,purwokerto,jateng
email: hariadigun@gmail.com
Posting Komentar