Jumat, 12 Juni 2009

STRESS DAN DISFUNGSI EREKSI

STRES DAN DISFUNGSI SEKSUAL

Dr. Eddy Sunarno, SpU

Spesialis Urologi RS Balikpapan Husada

Disfungsi Seksual sering terjadi pada usia tua. Namun saat ini didapatkan disfungsi seksual pada usia muda. Disfungsi Seksual yang paling sering terjadi yaitu Disfungsi Ereksi dan Ejakulasi Dini. Selama ini kita beranggapan bahwa Disfungsi Ereksi hanya dialami laki-laki usia lanjut, ada baiknya mulai menghilangkan anggapan tersebut karena banyaknya pasien laki-laki usia muda dengan Disfungsi Ereksi membuktikan bahwa dewasa ini banyak laki-laki usia muda bermasalah dengan kesehatan seksualnya.

Disfungsi Seksual yang terjadi seringkali disebabkan oleh pengaruh gaya hidup. Diantaranya pola konsumsi yang salah (makanan berkolesterol tinggi, manis, beralkohol dan rokok).

Faktor pekerjaan bisa ditebak juga mereka sebagian besar adalah karyawan penting atau pengambil keputusan di tempat kerjanya, sehingga sering tidak bisa mengelola stres dan sering lelah. Sering kali juga diperparah dengan konflik rumahtangga yang cenderung membuat komunikasi seksual dengan pasangannya tidak berjalan lancar.

Dahulu dipercayai bahwa 90% penyebab disfungsi ereksi adalah faktor psikis, tetapi

sekarang anggapan ini berubah setelah banyak diketemukan alat-alat untuk mendeteksi

adanya kelainan fisik penyebab disfungsi ereksi. Dan sekarang diperkirakan bahwa kurang

lebih 50% penyebabnya adalah organik.

Disfungsi seksual pada usia muda sering disebabkan factor psikis dibandingkan factor fisik Penyebab Faktor Psikis diantaranya

1. Stress (ketidakmampuan mengelola stress denagn baik) yang mungkin disebabkan pekerjaan maupun keluarga.
2. Kecemasan
3. Tidak percaya diri

Penyebab Faktor Fisik diantaranya

1. Kelelahan
2. Penyakit :penyakit hati, ginjal, stroke, hipertensi, kencing manis, trauma tulang punggung, dll
3. Obat-obatan

Wawancara atau anamnesis yang cermat dapat membedakan antara penyebab psikis dan fisik

Disfungsi seksual yang disebabkan oleh faktor psikis biasanya menunjukkan

ciri-ciri sebagai berikut:

1 Timbulnya mendadak dan didahului oleh peristiwa tertentu, misalnya sehabis

cerai/ditinggal isteri atau pasangannya, keluar dari pekerjaan, atau oleh tekanan kejiwaan.

2 Situasional yaitu disfungsi timbul bila hendak melakukan aktivitas seksual dengan wanita

tertentu, tetapi ereksi timbul kembali jika hendak berhubungan dengan wanita lain. Tidak

jarang pasien masih dapat merasakan ereksi yang maksimal dengan masturbasi, atau

membayangkan / menonton film porno, akan tetapi penis kembali lemas pada saat akan

melakukan senggama.

3 Ereksi nokturnal atau ereksi yang timbul pada saat bangun pagi masih cukup kuat, akan tetapi pada siang hari ereksi menurun atau bahkan sama sekali tidak dapat ereksi.

Penyebab psikis ini ada hubungannya dengan ansietas, ketakutan, perasaan bersalah,

dan tekanan. (salah mengelola stress), serta norma-norma agama.

Disfungsi ereksi yang disebabkan oleh kelainan fisik timbulnya gradual (perlahan-lahan), tidak tergantung situasi, dan ereksi pada pagi hari tidak terlalu keras.

HIPOSPADIA


HYPOSPADIA



Dr. EDDY SUNARNO, SpU
Spesialis Urologi

HIPOSPADIA adalah salah satu kelainan bawaan (kongenital) pada kelamin luar anak laki-laki. Kelainan ini sering ditemukan dan untuk mendiagnosanya pun terhitung mudah. Biasanya didapatkan secara kebetulan saat orang tua memandikan anaknya, atau melihat anak laki2 kencing seperti perempuan.
Ada sebagian tempat di Indonesia yang mengatakan penderita hipospadia sebagai anak laki2 yang disunat mahkluk halus. Hipospadia sendiri berasal dari dua kata yaitu “hypo” yang berarti “di bawah” dan “spadon“ yang berarti keratan yang panjang.
Penyebabnya sangat multifaktor dan sampai sekarang belum diketahui penyebab pasti dari hipospadia.
Namun, ada beberapa faktor yang oleh para ahli dianggap paling berpengaruh antara lain :
1. Gangguan dan ketidakseimbangan hormone. Hormone yang dimaksud
adalah hormone androgen yang mengatur organ kelamin pria.
2. Genetika
Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena mutasi pada gen
yang mengode sintesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut tidak terjadi.
3. Lingkungan,
Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi gen.
Ditandai dengan 3 macam kelainan yang disebut dengan trias hypospadia yaitu
1.
Muara saluran kencing ada di bagian bawah penis, terletak lebih pangkal dari yang
normal, bisa di batang penis, pangkal penis atau di buah zakar bahkan ada yang di antara buah
zakar dan dubur.
2.
preputium (kulit luar penis bagian atas lebih panjang dari bagian bawah)
3.
adanya chorde (jaringan parut di batang penis sehingga bila ereksi akan terlihat bengkok)

Ada beberapa tipe hipospadia menurut letak muara uretra, antara lain :
1.
Anterior (ujung penis) yang terdiri dari tipe glandular dan coronal
2.
Middle (penis bagian tengah) yang terdiri dari distal penile, proksimal penile, dan
penoscrotal
3. dan 4.
Posterior (penis bagian belakang) yang terdiri dari tipe scrotal dan perineal.

Hipospadia sering disertai kelainan penyerta yang biasanya terjadi bersamaan pada penderita hipospadia. Kelainan yang sering menyertai hipospadia adalah :
1. Undescensus testikulorum (tidak turunnya testis ke buah zakar)
2. Hidrokel (adanya cairan di buah zakar)
3. Mikophalus / mikropenis (penis kecil)
4. Interseksualitas (bentuk kelamin seperti perempuan)

PENANGANAN
Operasi dilakukan dengan tahapan :
Chordectomy, yaitu membentuk penis menjadi lurus saat ereksi dengan cara menghilangkan jaringan chorde sebebas mungkin
Uretroplasty, yaitu membuat uretra sehingga muara uretra eksterna terletak di glan penis (ujung penis)
Untuk saat ini penanganan hipospadia adalah dengan cara operasi. Operasi ini bertujuan untuk merekonstruksi penis agar lurus dengan muara uretra pada tempat yang normal atau diusahakan untuk senormal mungkin.
Operasi sebaiknya dilaksanakan pada saat usia anak yaitu enam bulan sampai usia prasekolah. Hal ini dimaksudkan bahwa pada usia ini anak diharapkan belum sadar bahwa ia begitu “spesial”, dan berbeda dengan teman-temannya yang lain yaitu dimana anak yang lain biasanya kencing dengan berdiri sedangkan ia sendiri harus kencing dengan jongkok agar urin tidak jatuh ke mana-mana. Anak yang menderita hipospadia hendaknya jangan dulu dikhitan, hal ini berkaitan dengan tindakan operasi rekonstruksi.

Komplikasi yang mungkin timbul paska operasi :
1. Fistel uretrokutan,
2. Meatal stenosis
3. Infeksi
4. Divertikel uretra
5. Recurrent penile curvatura
6. Striktur uretra

Contoh gambar HIPOSPADIA







Pengikut


counter
free counters

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Search

Recent Post

Recent Comment

My Blog List

Messenger

Chat